BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pada materi ini kita akan mempelajari tentang Alat Ukur
dan Pengukuran. Dimana didalamnya terdapat Alat Ukur yang dapat mengukur suatu
nilai komponen elektronika. Serta mampu menggunakan alat ukur elektronika
dengan baik dan benar.
1.2 Tujuan
1.
Mahasiswa
dapat menggunakan alat ukur dengan baik dan benar.
2.
Mahasiswa
dapat mengetahui fungsi dari masing-masing alat ukur.
3.
Mahasiswa
dapat mengetahui kegunaan dari masing-masing alat ukur.
1.3 Manfaat
Manfaat
dari laporan ini adalah untuk memberi pengetahuan kepada para pembaca tentang
alat ukur dan fungsi serta kegunaannya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Multi Meter
Pengertian dan Fungsi
Multimeter
Multimeter
adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik,
dan tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multimeter secara umum,
sedangkan pada perkembangannya multimeter masih bisa digunakan untuk beberapa
fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya. Ada
juga orang yang menyebut multimeter dengan sebutan AVO meter, mungkin maksudnya
A (ampere), V(volt), dan O(ohm).
Bahagian Multimeter
Analog & Fungsinya
Dari
gambar multimeter dapat dijelaskan bagian-bagian dan fungsinya :
(1)
Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero Adjust Screw), berfungsi untuk
mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke kanan atau ke
kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.
(2)
Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm Adjust Knob),
berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya : saklar
(Ohm), test lead + (merah Wpemilih diputar pada posisi dihubungkan ke test lead – (hitam), kemudian tombol diputar ke kiri atau ke kanan Wpengatur kedudukan 0 .Wsehingga menunjuk pada kedudukan 0.
(Ohm), test lead + (merah Wpemilih diputar pada posisi dihubungkan ke test lead – (hitam), kemudian tombol diputar ke kiri atau ke kanan Wpengatur kedudukan 0 .Wsehingga menunjuk pada kedudukan 0.
(3)
Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk memilih posisi
pengukuran dan batas ukurannya. Multimeter biasanya terdiri dari empat posisi
pengukuran, yaitu : (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai W
(4)
Posisi ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10; Wdan K
(5)
Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter AC yang
terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
(6)
Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter DC yang
terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
(7)
Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter berfungsi sebagai mili
amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500.
(8)
Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe multimeter yang satu dengan yang
lain batas ukurannya belum tentu sama. Terminal), berfungsi sebagai W
(9)
Lubang kutub + (V A tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna merah.
(10)
Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead
kutub – yang berwarna hitam.
(11)
Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch), berfungsi untuk memilih
polaritas DC atau AC.
(12)
Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat komponen-komponen
multimeter.
(13)
Jarum penunjuk meter (Knife –edge Pointer), berfungsi sebagai penunjuk besaran
yang diukur.
(14)
Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan meter.
Scaling
- Analog multimeter tidak
memiliki kemewahan skala otomatis. Untuk mengatur skala Anda menghidupkan
saklar pemilih ke kisaran yang tepat untuk membaca.
Langkah
Memahami
jangkauan.
Memahami
jangkauan. Meter memiliki kisaran nol hingga skala
penuh. Nol (yang ditampilkan di sini) selalu
nol.
Ini
menunjukkan meter pada skala penuh. Berapa banyak volt adalah bahwa?
Tentukan
tegangan pada skala penuh. Hal ini tergantung
pada pengaturan dari saklar jangkauan. Meter ini dirancang untuk memberikan
skala penuh ketika tegangan Anda mengukur sesuai dengan pengaturan saklar.
Jadi, jika saklar diatur ke kisaran 30 volt, gambar ini menunjukkan 30 volt
diterapkan di input. Demikian pula, jika saklar diatur ke kisaran 0,1 amp, Anda
memiliki 0,1 amp menjalankan arus melalui meter.
Setengah
skala.
Ingat
bahwa meter adalah linier. Jadi pada skala
setengah (ditampilkan di sini), Anda hanya dapat membagi berbagai pengaturan
dengan 2. Berikut ini adalah 150 volt pada kisaran 300V, 50mA atau pada kisaran
100mA.
Mengharapkan
variasi dalam skala. Dalam contoh ini, ada
dua skala, 0 ke 1 dan 0 sampai 3. Tidak semua meter adalah seperti ini.
Beberapa 0 sampai 5, atau 0 sampai 2, tapi skala disediakan untuk mencocokkan
setiap pengaturan dari saklar jangkauan. Hanya menemukan satu yang cocok
switch, kemudian memindahkan titik desimal mental.
Contoh
ini menunjukkan 7.
Contoh
ini menunjukkan 7,2 volt pada kisaran 10V, 216mA atau pada kisaran 300mA.
Berikut
ini 36.5mV pada kisaran 100mV, atau 11A pada kisaran 30A.
2.2
Ampere Meter
Amperemeter adalah
alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Umumnya alat ini dipakai
oleh teknisi elektronik dalam alat multi tester listrik yang disebut avometer
gabungan dari fungsi amperemeter, voltmeter dan ohmmeter.
Amper meter dapat
dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi untuk deteksi
arus pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan untuk arus yang besar
ditambhan dengan hambatan shunt.
Amperemeter bekerja
sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir pada kumparan yang
selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat menggerakkan
jarum amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar pula
simpangannya.
2.3 Volt Meter
Voltmeter adalah suatu
alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik. Dengan ditambah alat
multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter
berkali-kali lipat.
Gaya magnetik akan
timbul dari interaksi antar medan magnet dan kuat arus. Gaya magnetic tersebut
akan mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada arus
listrik. Semakin besar arus listrik yang mengelir maka semakin besar
penyimpangan jarum yang terjadi.
2.4 Thermo
Couple
Thermo couple merupakan salah satu
jenis sensor suhu yang paling populer dan sering digunakan dalam berbagai
rangkaian ataupun peralatan listrik dan Elektronika yang berkaitan dengan suhu
(Temperatur). Beberapa kelebihan Thermo couple yang membuatnya menjadi populer
adalah responnya yang cepat terhadap perubahan suhu dan juga rentang suhu
operasionalnya yang luas yaitu berkisar antara -200˚C hingga 2000˚C. Selain
respon yang cepat dan rentang suhu yang luas, Thermo couple juga tahan terhadap
guncangan/getaran dan mudah digunakan.
2.5 Watt Meter
Wattmeter adalah
instrumen untuk mengukur power listrik (atau rate suplai energi listrik) dalam
satuan watt untuk rangkaian sirkuit apapun.
Elektrodinamika
Wattmeter analog tradisional adalah sebuah instrumen elektrodinamik. Alat ini
berisi sepasang koil-koil permanen, dikenal sebagai koli arus, dan koil yang
dapat bergerak yang dikenal sebagai koil potensional.
Koil
arus terkoneksi secara seri dengan rangkaian, sedangkan koil potensional
terhubung secara paralel. Juga, pada wattmeter analog, koil potensional
memiliki jarum yang bergerak pada skala untuk mengindikasikan pengukuran. Arus
mengalir melalui koil arus menghasilkan medan elektromagnetik disekitar koil. Tenaga medan ini proporsi dengan jalur arus
dan fasa-nya. Koil potensional memiliki, aturan umum, resistor dengan nilai
tinggi terhubung seri dengan koil tersebut untuk memperkecil arus yang mengalir
melaluinya.
Hasil
dari pengaturan ini ialah pada rangkaian DC, pembelokan jarum bisa proporsional
untuk arus dan tegangan, dengan demikian sesuai dengan persamaan W=V x A atau
P=V x I. Pada rangkaian AC pembelokan-nya proporsional dengan produk rata-rata
tegangan dan arus saat itu juga, dengan demikian mengukur true power, dan
kemungkinan (tergantung karakteristik beban) memperlihatkan pembacaan yang
berbeda yang diperoleh dengan mengalikan hasil pembacaan yang ditunjukkan oleh
voltmeter dan ammeter tunggal pada rangkaian yang sama.
Dua
rangkaian dari sebuah wattmeter dapat rusak oleh arus yang berlebihan. Ammeter
dan voltmeter rentan terhadap panas yang berlebihan - dalam kasus overload,
jarum penunjuknya dapat bergerak keluar dari skala - tetapi pada wattmeter,
salah satu atau kedua rangkaian arus dan potensial dapat menjadi panas secara
berlebihan tanpa jarum penunjuknya bergerak hingga akhir dari skala. Hal ini
dikarenakan posisi jarum tergantung pada power factor, tegangan dan arus.
Dengan demikian, rangkaian dengan power factor rendah akan memberikan pembacaan
yang rendah pada wattmeter, bahkan saat kedua rangkaiannya di bebani hingga
batas maksimum aman-nya. Oleh karena itu, sebuah wattmeter dinilai bukan hanya
dalam watt, tetapi juga dalam volt dan ampere.
Wattmeter
Elektronik
Wattmeter elektronik digunakan untuk pengukuran power kecil dan langsung, atau untuk pengukuran power pada frekuensi yang berada pada rentang instrumen tipe elektrodinamometer.
Wattmeter elektronik digunakan untuk pengukuran power kecil dan langsung, atau untuk pengukuran power pada frekuensi yang berada pada rentang instrumen tipe elektrodinamometer.
Digital
Wattmeter elektronik digital modern/energy meter menghasilkan sampel tegangan dan arus ribuan kali dalam sedetik. Nilai rata-rata tegangan instan yang dikalikan dengan arus adalah true power (daya murni). Daya murni yang dibagi oleh volt-ampere (VA) nyata adalah power factor. Rangkaian komputer menggunakan nilai sampel untuk menghitung tegangan RMS, arus RMS, VA, power (watt), power factor, dan kilowatt-hours (kwh). Model yang sederhana menampilkan informasi tersebut pada layar display LCD. Model yang lebih canggih menyimpan informasi tersebut dalam beberapa waktu lamanya, serta dapat mengirimkannya ke peralatan lapangan atau lokasi pusat.
Wattmeter elektronik digital modern/energy meter menghasilkan sampel tegangan dan arus ribuan kali dalam sedetik. Nilai rata-rata tegangan instan yang dikalikan dengan arus adalah true power (daya murni). Daya murni yang dibagi oleh volt-ampere (VA) nyata adalah power factor. Rangkaian komputer menggunakan nilai sampel untuk menghitung tegangan RMS, arus RMS, VA, power (watt), power factor, dan kilowatt-hours (kwh). Model yang sederhana menampilkan informasi tersebut pada layar display LCD. Model yang lebih canggih menyimpan informasi tersebut dalam beberapa waktu lamanya, serta dapat mengirimkannya ke peralatan lapangan atau lokasi pusat.
Frekuensi
Radio
Instrumen dengan koil yang bergerak dapat dikalibrasi untuk arus DC atau arus power frekuensi hingga beberapa ratus Hz. Pada frekuensi radio metode yang sama adalah rangkaian penyearah ditata untuk me-respon arus pada jalur transmisi; sistem ini dikalibrasi untuk rangkaian impedansi yang dikenali.
Instrumen dengan koil yang bergerak dapat dikalibrasi untuk arus DC atau arus power frekuensi hingga beberapa ratus Hz. Pada frekuensi radio metode yang sama adalah rangkaian penyearah ditata untuk me-respon arus pada jalur transmisi; sistem ini dikalibrasi untuk rangkaian impedansi yang dikenali.
2.6 Basic Meter Unit
Basicmeter merupakan alat ukur besaran
listrik yang dapat digunakan sebagai alat ukur tegangan listrik maupun alat
ukur kuat arus listrik. Alat ukur tegangan listrik disebut dengan istilah
voltmeter. Sedangkan alat ukur kuat arus listrik disebut dengan istilah Ammeter
(Amperemeter).
Dalam penggunaannya basicmeter
mempunyai lengan geser yang menentukan fungsi dari basicmeter itu sendiri.
Lengan geser tersebut yang bertindak sebagai saklar yang menetukan basic meter
berfungsi sebagai Voltmeter (Jika digeser ke arah V) dan bertindak sebagai
ammeter jika bertindak kearah A.
Cara menentukan NST pada basicmeter yakni:
NST Basicmeter = Batas Ukur
Jumlah Skala
Penggunaan basicmeter sebagai voltmeter
Penggunaan basicmeter sebagai voltmeter dilakukan dengan cara memasang alat ukur voltmeter secara paralel terhadap resistor (Komponen lainnya) yang ingin diukur besar teganggannya. Pemasangan voltmeter yang dilakukan secara paralel dimaksudkan karena pada voltmeter terdapat nilai hambatan dalam yang sangat besar. Dengan dirangkai secara paralel sehingga nilai hambatan ekuivalen antara hambatan dalam voltemeter dengan hambatan luar (resistansi resistor yang akan diukur) akan menghampiri nilai hambatan luar (Karena nilainya jauh lebih kecil dibanding hambatan dalam voltemeter). Oleh sebab itu pemasangan secara paralel dimaksudkan agar nilai hambatan dalam pada voltemeter yang sangat besar tidak menberikan kontribusi pada nilai reistansi ekuivalen pada rangkaian listrik.
Sebaliknya, penggunaan basicmeter dalam keadan ammeter dilakukan secara pemasang seri terhadap komponen yang ingin diukur kuat arus yang melewatinya. Hal ini disebabkan karena pada ammeter terdapat nilai hambatan dalam yang amat kecil. Dengan menggunakan prinsip nilai hambatan ekuivalen pada rangkaian seri, maka nilai hambatan ekuivalen (antara ammeter dengan komponen) hambatan dalam ammeter tidak memberikan pengaruh nilai apapun.
Cara menentukan NST pada basicmeter yakni:
NST Basicmeter = Batas Ukur
Jumlah Skala
Penggunaan basicmeter sebagai voltmeter
Penggunaan basicmeter sebagai voltmeter dilakukan dengan cara memasang alat ukur voltmeter secara paralel terhadap resistor (Komponen lainnya) yang ingin diukur besar teganggannya. Pemasangan voltmeter yang dilakukan secara paralel dimaksudkan karena pada voltmeter terdapat nilai hambatan dalam yang sangat besar. Dengan dirangkai secara paralel sehingga nilai hambatan ekuivalen antara hambatan dalam voltemeter dengan hambatan luar (resistansi resistor yang akan diukur) akan menghampiri nilai hambatan luar (Karena nilainya jauh lebih kecil dibanding hambatan dalam voltemeter). Oleh sebab itu pemasangan secara paralel dimaksudkan agar nilai hambatan dalam pada voltemeter yang sangat besar tidak menberikan kontribusi pada nilai reistansi ekuivalen pada rangkaian listrik.
Sebaliknya, penggunaan basicmeter dalam keadan ammeter dilakukan secara pemasang seri terhadap komponen yang ingin diukur kuat arus yang melewatinya. Hal ini disebabkan karena pada ammeter terdapat nilai hambatan dalam yang amat kecil. Dengan menggunakan prinsip nilai hambatan ekuivalen pada rangkaian seri, maka nilai hambatan ekuivalen (antara ammeter dengan komponen) hambatan dalam ammeter tidak memberikan pengaruh nilai apapun.
Basic
Meter atau Meter Dasar
Alat
Lab Meter Dasar/ Basic Meter adalah alat ukur listrik selain dari
mutimeter. Basic Meter ini digunakan sebagai alat ukur arus dan
tegangan DC dengan shunt dan pengganda terpasang pada
alat. Dilengkapi dengan tutup geser untuk mengubah fungsi sebagai
amperemeter atau voltmeter. Pada posisi A, alat berfungsi
sebagai amperemeter dengan batas 100 mA, 1A, 5A, (DC). Pada posisi V
(DC). Skala ganda, dengan batasan -10; 0; 100 dan -5; 0; 50. Hambatan
dalam sekitar 1000 Ohm dengan pencegah pembebanan lebih, dilengkapi
pengatur kalibrasi jarum. Ketelitian + 2,5% pada simpangan penuh.
Alat Lab Meter Dasar/ Basic Meter ini terpasang
dalam kotak plastik ABS, ukuran sekitar 165 x 115 x 65 mm, disertai 2
konektor (merah-hitam), disertai buku manual penggunaan alat ukur
dalam bahasa Indonesia. Kabel penghubung warna hitam disambungkan ke
konektor berwarna hitam (-) yang berada ditengah basic meter. Sementara kabel
penghubung warna merah disambungkan dengan konektor di fungsi batas ukur
amperemeter atau voltmeter (+). Dilengkapi diode pengaman, soket untuk
ground warnanya hitam, untuk tegangan dan arus warnanya merah. Setiap
soket tak boleh lepas (dilengkapi pengunci). Pada Alat Lab Meter
Dasar/ Basic Meter terdapat lubang soket sistem diameter 4 mm.
Batang steaker harus dapat masuk seluruhnya (tenggelam) ke soket.
2.7 Cos Phi Meter
Cosphimeter adalah alat yang
digunakan untuk mengetahui, besarnya faktor kerja (power factor) yang merupakan
beda fase antara tegangan dan arus. Dalam pengertian sehari-hari disebut
pengukur Cosinus phi (ϕ ). Tujuan pengukuran Cos ϕ atau pengukur
nilai cosinus sudut phasa adalah memberikan penunjukan secara langsung dari
selisih phasa yang timbul antara arus dan tegangan.
Jenis-jenis Cos ϕ meter :
1. Cos ϕ Elektro Dinamis
Cosphimeter dinamis ini
dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini :
Cara kerja dari alat diatas
adalah apabila Cos ϕ = 1 akibatnya torsi akan bekerja pada kumparan penunjuk yang akan
membentuk bidangnya tegak lurus dengan sumbu magnet bersama kumparan F1=F2
yaitu bersesuaian dengan posisi jarum penunjuk Cos ϕ = 1. Dan apabila Cos ϕ = 0 akibatnya tidak ada
torsi pada kumparan penunjuk tetapi torsi yang bekerja pada kumparan
penyeimbang akan membuat bidangnya tegak lurus dengan sumbu magnet bersama dari
F1=F2.
2. Cos ϕ type besi putar
Cosphimeter ini dapat
dilihat seperti pada gambar dibawah ini :
2.8
Oscilloscope
Alat
ukur Osiloskop / Oscilloscope adalah alat
ukur elektronik yang dapat digunakan untuk mengukur frekuensi, periode dan juga
melihat bentuk – bentuk gelombang seperti gelombang sinyal audio, sinyal video
serta bentuk gelombang Tegangan Listrik pada Arus Bolak Balik, maupun Tegangan
Listrik pada Arus Searah yang berasal dari catu daya atau baterai. Dengan
sedikit melakukan pengaturan pada oscilloscope kita juga dapat mengetahui beda
fasa antara sinyal masukan dan juga sinyal keluaran. Saat ini banyak
sekali produk osiloskop yang diproduksi oleh beraneka brand atau merk,
tentunya Harga
Osiloskop itu sendiri sangat bervariasi, tergantung dari
merk, tipe serta kualitas yang dimiliki oleh produk tersebut. jika Anda
ingin membeli Oscilloscope. Ralali.com Jual Oscilloscope aneka
merk dan tipe.
Bagian Bagian Osiloskop
Osiloskop sendiri
terdiri dari 2 bagian, bagian tersebut yaitu Display dan Panel Control.
- Display
Display pada Osiloskop
memiliki tampilan layar seperti halnya layar televisi. Display pada
Oscilloscope memiliki fungsi untuk menampilkan hasil pengukuran sinyal uji
- Panel
Control
Panel
control pada Osiloskop memiliki tombol – tombol yang dapat digunakan untuk
pengaturan atau penyesuaian tampilan pada layar. Biasanya tombol – tombol yang
terdapat pada panel control diantaranya adalah sebagai berikut.
·
Focus,
tombol ini digunakan untuk mengatur fokus.
·
Intensity,
tombol ini digunakan untuk mengatur kecerahan garis yang ditampilkan oleh
layar.
·
Trace
Rotation, tombol ini digunakan untuk mengatur kemiringan pada garis sumbu Y = 0
yang ditampilkan pada layar.
·
Volt/Div,
tombol ini untuk mengatur berapa nilai tegangan yang diwakili oleh satu div
pada layar.
·
Time/Div,
tombol ini untuk mengatur berapa nilai tegangan waktu yang diwakili oleh satu
div pada layar.
·
Position,
tombol ini untuk mengatur posisi normal sumbu X (Apabila sinyal masukannya
ialah nol (0)).
·
AC
/ DC, untuk melakukan pengaturan pada fungsi kapasitor kopling pada terminal
masukan osiloskop. Jika tombol berada pada posisi AC maka pada terminal masukan
akan di beri kapasitor kopling, sehingga hanya akan melewatkan komponen AC dari
sinyal masukan. Akan tetapi jika tombol diletakkan pada posisi DC, maka sinyal
akan terukur dengan komponen DC nya ikut disertakan.
·
Ground,
tombol ini untuk melihat letak posisi ground pada layar.
·
Channel
1/ 2 , tombol ini untuk memilih saluran atau kanal yang digunakan.
Pada
umumnya osiloskop itu terdiri dari 2 kanal (Dual Trace) yang dapat digunakan
untuk bisa melihat 2 sinyal yang berlainan, contohnya kanal 1 dipasang untuk
dapat melihat sinyal masukan dan kanal 2 untuk dapat melihat sinyal keluaran.
Jenis
Gelombang Osiloskop
Terdapat
beberapa jenis gelombang osiloskop yang ditampilkan oleh layar monitor
osiloskop. Gelombang – gelombang tersebut antara lain adalah sebagai berikut
ini.
1.
Gelombang
Segitiga
2.
Gelombang
Sinusoida
3.
Gelombang
Gigi Gergaji
Dua
Tipe Osiloskop Menurut Prinsip Kerjanya
Terdapat
dua tipe osiloskop menurut prinsip kerjanya, yaitu Oscilloscope Analog / ART
(Analog Real Time Oscilloscope)dan juga Oscilloscope Digital / DSO (Digital
Storage Oscilloscope).
1.
Osiloskop
Analog (Analog Real Time oscilloscope)
Osiloskop
analog ini memakai tegangan yang diukur untuk dapat menggerakkan berkas
electron dalam tabung (CRT) sesuai dengan bentuk gambar yang diukur. Dan pada
layar osiloskop akan langsung ditampilkan bentuk dari gelombang tersebut.
Osiloskop
analog memiliki beberapa keunggulan seperti, harganya yang relatif lebih murah
jika dibandingkan dengan osiloskop digital, sifatnya yang realtime dan juga
pengaturannya yang mudah untuk dilakukan, hal itu karena tidak adanya delay
antara gelombang yang sedang ditampilkan pada di layar, serta mampu menampilkan
bentuk yang lebih baik seperti yang diharapkan untuk dapat melihat gelombang –
gelombang yang kompleks, contohnya sinyal video di TV serta sinyal RF yang
telah dimodulasi amplitudo.
2.
Osiloskop
Digital (Digital Storage Oscilloscope)
Osiloskop
digital menampilkan bentuk gelombang yang telah diukur dan dengan memakai ADC
(Analog to Digital Converter) untuk dapat mengubah besaran tegangan yang telah
ditampilkan menjadi besaran digital.
Osiloskop
digital memberikan kemampuan yang ekstensif, kemudahan dalam pengukuran serta
tugas – tugas akuisisi gelombangnya. Dengan kemampuan dalam penyimpanan
gelombang, akan membantu para insinyur dan teknisi agar bisa menyimpan dan juga
menganalisa aktivitas sinyal yang penting. Jika kemampuan teknik pemicuannya
tinggi secara efisien bisa menemukan adanya keanehan atau sebuah kondisi –
kondisi khusus dari gelombang yang sedang diukur.
2.9
LCR meter
LCR meter adalah jenis alat uji elektronik yang digunakan untuk mengukur induktansi (L), kapasitansi (C),
dan ketahanan (R) dari komponen elektronik . Dalam versi yang lebih
sederhana dari instrumen ini impedansi diukur secara internal dan dikonversi untuk ditampilkan
ke kapasitansi atau nilai induktansi yang sesuai. Pembacaan harus cukup akurat jika perangkat kapasitor atau
induktor yang diuji tidak memiliki komponen impedansi resistif yang signifikan. Desain yang lebih canggih mengukur induktansi atau
kapasitansi yang sesungguhnya, serta resistansi seri kapasitor yang setara dan faktor Q komponen
induktif.
Biasanya perangkat yang sedang
diuji (DUT)
dikenakan sumber tegangan AC . Meter mengukur tegangan dan arus melalui
DUT. Dari rasio ini
meter dapat menentukan besarnya impedansi. Sudut fase antara tegangan dan arus juga diukur
dalam instrumen yang lebih maju; dalam kombinasi dengan impedansi, kapasitansi atau induktansi
yang setara, dan resistensi, dari DUT dapat dihitung dan ditampilkan. Meteran harus mengasumsikan model paralel atau seri untuk dua
elemen ini. Kapasitor ideal tidak memiliki
karakteristik selain kapasitansi, tetapi tidak ada kapasitor ideal fisik. Semua kapasitor nyata memiliki sedikit induktansi, sedikit
perlawanan, dan beberapa cacat menyebabkan ketidakefisienan. Ini dapat dilihat sebagai induktansi atau hambatan secara
seri dengan kapasitor ideal atau secara paralel dengannya. Demikian juga dengan induktor. Bahkan resistor dapat memiliki induktansi (terutama jika
mereka tipe luka kawat) dan kapasitansi sebagai konsekuensi dari cara mereka
dibangun. Asumsi yang paling berguna, dan
yang biasanya diadopsi, adalah bahwa pengukuran LR memiliki unsur-unsur dalam
seri (seperti halnya kasus dalam kumparan induktor) dan bahwa pengukuran CR
memiliki elemen secara paralel (seperti yang selalu terjadi antara kapasitor
itu) piring '). Kebocoran adalah kasus
khusus dalam kapasitor, karena kebocoran tersebut harus melintasi pelat
kapasitor, yaitu secara seri.
Sebuah LCR meter juga dapat digunakan untuk
mengukur variasi induktansi sehubungan dengan posisi rotor pada mesin magnet
permanen. (Namun,
perawatan harus diambil, karena beberapa LCR meter akan rusak oleh EMF yang
dihasilkan diproduksi dengan memutar rotor motor magnet permanen; khususnya
yang ditujukan untuk pengukuran komponen elektronik.)
Pengukur LCR genggam biasanya memiliki
frekuensi uji yang dapat dipilih dari 100 Hz, 120 Hz, 1 kHz, 10 kHz, dan 100
kHz untuk meter ujung atas. Resolusi tampilan dan kemampuan rentang pengukuran biasanya
akan berubah dengan frekuensi uji yang diterapkan karena sirkuit lebih sensitif
atau kurang untuk komponen tertentu (yaitu, induktor atau kapasitor) sebagai
perubahan frekuensi uji.
Pengukur
LCR Benchtop terkadang memiliki frekuensi uji yang dapat dipilih lebih dari 100
kHz. Mereka sering menyertakan opsi untuk menempatkan tegangan DC
atau arus pada sinyal pengukuran AC. Pengukur
akhir yang lebih rendah mungkin menawarkan kemungkinan untuk memasok voltase
atau arus DC ini secara eksternal sementara perangkat yang lebih tinggi dapat
memasoknya secara internal.
3.0 Galvano
Meter
Fungsi Galvanometer adalah alat untuk mendeteksi dan mengukur arus
listrik yang kecil. Galvanometer juga adalah alat yang digunakan untuk
menentukan kehadiran, arah, dan kekuatan dari arus listrik dalam konduktor.
Galvanometer didasarkan pada penemuan oleh Hans C. Oersted bahwa
jarum magnetik dibelokkan oleh kehadiran arus listrik dalam konduktor terdekat.
Ketika arus listrik melewati konduktor, jarum magnetik cenderung berbelok di
sudut kanan ke konduktor sehingga arah paralel ke garis induksi di sekitar
konduktor dan yang poin Kutub Utara ke arah di mana garis-garis ini induksi
mengalir. Secara umum, sejauh mana jarum ternyata tergantung pada kekuatan saat
ini.
Galvanometer pertama, jarum magnetik bebas digantung di sebuah lilitan dari kawat;
magnet itu tetap dan kumparan bergerak. Galvanometer moderen saat ini, kumparan
type movable dan disebut d’Arsonval galvanometers (temuan oleh Arsene
d’Arsonval, fisikawan Perancis). Jika pointer melekat ke kumparan bergerak
maka akan menunjukkan skala yang sudah dikalibrasi, galvanometer dapat
digunakan untuk mengukur secara kuantitatif saat itu.
Galvanometers dikalibrasi seperti yang digunakan dalam
banyak alat pengukur listrik. Amperemeter DC, alat untuk mengukur
arus searah. Karena arus berat akan merusak galvanometer, maka disediakan
bypass, atau shunt sehingga hanya dikenal persentase tertentu saat ini melewati
galvanometer.
Voltmeter DC, yang dapat mengukur tegangan langsung, terdiri dari galvanometer yang
dikalibrasi dan dihubungkan secara seri dengan hambatan tinggi. Untuk mengukur
tegangan antara dua titik, voltmeter dihubungkan satu sama lain. Arus yang
melalui galvanometer (pointer membaca) akan sebanding dengan tegangan.
3.1 Phase Detector
Detektor
fase empat, Aliran sinyal dari kiri ke kanan. Dikiri atas adalah sel Gilbert,
yang bekerja dengan baik untuk gelombang sinus dan gelombang persegi, tetapi
kurang baik untuk pulsa. Dalam kasus gelombang persegi bertindak sebagai
gerbang XOR yang juga dapat dibuat dari gerbang NAND. Dikiri tengah adaalah dua
fase detektor untuk menambah umpan balik dan menghapus satu gerbang NAND
menghasilkan detektor frekuensi waktu. Garis penundaan menghindari band mati.
Disebelah kanan adalah pompa muatan dengan filter pada outputnya.
Detektor
fase atau komparator fase adalah mixer frekuensi, pengali analog atau rangkaian
logika yang menghasilkan sinyal tegangan yang mewakili perbedaan fase antara
dua input sinyal. Ini adalah elemen penting dari loop fase-terkunci (PLL).
Rangkaian logika yang menghasilkan sinyal tegangan
yang mewakili perbedaan fase antara dua input sinyal.
Mendeteksi perbedaan fasa sangat penting dalam banyak aplikasi,
seperti kontrol motor, radar dan sistem telekomunikasi, mekanisme servo, dan
demodulator.
3.2 Fluks Meter
Fluksmeter
adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fluks magnet.
Fluks
Magnetik merupakan jumlah total garis gaya magnet yang menembus suatu luas A.
Satuan fluks magnetik dalam sistem internasional adalah weber. Besarnya fluks
magnetik dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu induksi magnetik atau rapat garis
gaya magnet (B), luas penampang bidang (A), dan sudut anatar garis gaya magnet
dan garis normal.
3.3 Magger
Dalam kegiatan tentang kelistrikan tentunya kita tidak
lepas dengan peralatan-peralatan
listrik yang
dipakai untuk memaksimalkan kerja itu sendiri dan salah satunya dengan
menggunakan alat ukur yang disebut magger. megger
adalah istilah
alat yang dimana megger merupakan singkatan dari Mega Ohm Meter. jadi buat anda teknik listrik tentu sudah tidak
asing lagi dengan peralatan ini. fungsi dari megger ini sendiri hampir sama
dengan avo
meter. yang
mungkin dulunya megger ini diciptakan dari pengaplikasian avo meter.
namun dari sekian alat yang pernah saya gunakan hanya magger ini saja yang bisa
membuat saya pusing karena mungkin jarangnya memakai alat ini atau mungkin
kurangnya paham pengetahuan saya sendiri.
Fungsi Magger adalah sebagai alat untuk mengukur isolator atau
ketahanan dari generator, motor dan juga trafo. pada umumnya alat ini dipakai
untuk mengecek instalisi rumah dan bahkan untuk mengecek ketahanan SUTM atau
saluran udara tegangan menengah.
Cara menggunakan megger :
kalau kita
amati dengan seksama hampir sama dengan multi meter yang dimana kalau kita
ingin mengecek ketehanan listrik skala yang dipakai harus lebih besar dengan
tegangan yang ingin dicek sebagai contohnya:
Misalkan kita ingin mengecek isolator generator listrik yang mempunyai
tegangan kisarah 350 volt maka untuk mengeceknya kita harus menggunakan skala
yang lebih besar dari 350 volt. yaitu skala 500 Volt. dan yang perlu
diperhatikan lagi adalah pastikan kalau alat atau instalasi yang diukur harus
terbebsas dari aliran atau daya listrik untuk mendapatkan ukuran yang maksimal.
Cara
Pengukuran Listrik Menggunakan Megger untuk isolator
1. Check dahulu baterai apakah dalam kondisi normal atau
tidak.
2. Check Mekanikal zero dalam kondisi megger off, posisi
jarum penunjuk harus berada diposisi berimpit dengan garis skala. Bila tidak
bisa tepat silahkan arhakan pointer zero ke 10 pada alat ukur.
3. Silahkan lakukan pada zero check
4. Tempatakan kabel test pada terminal megger, serta
hubungkan ujung yang lain.
5. Pilihlah saklar pada posisi 500.
6. Letakkan saklar skala pada skala 1.
7. Silahkan atur ke posisi On, maka jarum akan bergerak
ketika itu harus menunjukkan tepat ke pada angka nol, bila pengecekan tidak
tepat atur pointer. Bila pengecekan dengan pengaturan pointer tidak juga
berhasil silahkan periksa atau mengganti baterai.
8. Off lagi megger dan ulangi poin pengecekan elektrikal
zero seperti tadi.
9. Pasang lagi kabel test ke peralatan yang sedang diukur
.
10. Pilih saklar sesuai tegangan kerja alat yang diukur.
11. On kan kembali megger dan baca tampilan pada skalanya
yang ditunjuk. Bila skala 1 hasil ukur, pindahkan dan pilih skala 2, bila
hasilnya masih sama pilih ke skala 3, dan silahkan tunggu sampai waktu
pengukuran yang ditentukan dari 0,5 – 1 menit atau jarum penunjuk tidak
bergerak lagi. Catat hasil pengukuran kemudian silhakan kalikan dengan skala
alat ukur, bandingkan hasil ukur dengan standard tahanan isolasi. hasil
terendah adalah 1 MΩ/ kV.
Hal yang harus juga diperhatikan adalah setelah mengukur tahanan isolasi baik pada generator, motor, maupun jaringan SUTM kita harus groundingkan kabel yang di ukur, karena kabel tersebut masih mempunyai tegangan listrik jadi berhati-hatilah. Untuk caranya anda cukup menghubungkan kabel yang diukur lalu hubungkan dengan body.
Hal yang harus juga diperhatikan adalah setelah mengukur tahanan isolasi baik pada generator, motor, maupun jaringan SUTM kita harus groundingkan kabel yang di ukur, karena kabel tersebut masih mempunyai tegangan listrik jadi berhati-hatilah. Untuk caranya anda cukup menghubungkan kabel yang diukur lalu hubungkan dengan body.
BAB
III
HASIL
IDENTIFIKASI
4.1 Tabel Alat
Ukur
NO
|
NAMA ALAT UKUR
|
SPESIFIKASI
|
FUNGSI
|
KETERANGAN
|
GAMBAR
|
1.
|
Galvano Meter
|
- Model SK-5000I
- KEW(Kaise
Electric Works)
- AC
- Analog
|
Untuk mendeteksi dan mengukur arus
listrik yang kecil
|
||
2.
|
Volt Meter
|
- YEW 2051
- DC
- Analog
|
Untuk mengukur
besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik.
|
||
3.
|
Multimeter
|
- YEW 3201
- Analog
|
Untuk
mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi).
|
Ada 5
|
|
4.
|
Fluks Meter
|
- mWb DC
- NIEAF 1704
- DC
- Analog
|
Digunakan untuk
mengukur Fluksi magnetik dari komponen elektronik seperti Transformator dan
sejenisnya.
|
Ada 4
|
|
5.
|
MAGER
|
- JISC 1302
- AC
- Analog
|
Untuk mengukur isolator atau
ketahanan dari generator, motor dan juga trafo.
|
Ada 1
|
|
6.
|
Mili Ampere c75
|
- BU 100mA
- DC
|
Untuk
mengukur kuat arus listrik yang relatif kecil.
|
Ada 2
|
|
7.
|
Volt Meter
|
- BU 60V
- AC/DC
|
Untuk mengukur besar
tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik.
|
||
8.
|
Phase Detector
|
- Norma
- 500V/400Hz
|
Rangkaian logika yang menghasilkan sinyal tegangan yang
mewakili perbedaan fase antara dua input sinyal.
|
Ada 3
|
|
9.
|
Phase Detector
|
- HIOKI
-
|
Rangkaian logika yang menghasilkan sinyal tegangan yang
mewakili perbedaan fase antara dua input sinyal.
|
Ada 1
|
|
10.
|
Volt Meter
|
- 30V
- AC
- YEW 2052
|
Untuk mengukur
besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik.
|
||
11.
|
Ampere Meter
|
- BU 1A
- AC
-YEW 2053
|
Untuk
mengukur kuat arus listrik.
|
||
12.
|
miliAmpere
|
- EDM 3442
- 100 mA
- DC
|
Untuk
mengukur kuat arus listrik yang relatif kecil.
|
||
13.
|
Ampere Meter
|
- BU 5A
- AC
|
Untuk
mengukur kuat arus listrik.
|
||
14.
|
miliAmpere
|
- BU 30mA
- DC
- YEW 2051
|
Untuk
mengukur kuat arus listrik yang relatif kecil.
|
||
15.
|
miliAmpere
|
- BU 1A
- DC
- SK 5000
|
Untuk
mengukur kuat arus listrik yang relatif kecil.
|
||
16.
|
Osciloscope
|
- GOS 620 Instek
|
Untuk mengukur
frekuensi, periode dan juga melihat bentuk – bentuk gelombang seperti gelombang
sinyal audio, sinyal video serta bentuk gelombang Tegangan Listrik pada Arus
Bolak Balik, maupun Tegangan Listrik pada Arus Searah yang berasal dari catu
daya atau baterai.
|
Ada 2
|
|
17.
|
Osciloscope
|
- GOS 622 Instek
|
Untuk mengukur
frekuensi, periode dan juga melihat bentuk – bentuk gelombang seperti
gelombang sinyal audio, sinyal video serta bentuk gelombang Tegangan Listrik
pada Arus Bolak Balik, maupun Tegangan Listrik pada Arus Searah yang berasal
dari catu daya atau baterai.
|
Ada 2
|
|
18.
|
Osciloscope
|
- KEC 5520
|
Untuk mengukur
frekuensi, periode dan juga melihat bentuk – bentuk gelombang seperti
gelombang sinyal audio, sinyal video serta bentuk gelombang Tegangan Listrik
pada Arus Bolak Balik, maupun Tegangan Listrik pada Arus Searah yang berasal
dari catu daya atau baterai.
|
Ada 4
|
|
19.
|
LCR Meter
|
- 6W815B
- Digital
|
Untuk mengukur
induktansi (L), kapasitansi (C), dan resistansi (R) dari suatu komponen.
|
||
20.
|
Watt Meter
|
- ST2000
- 240V
|
Untuk mengukur
power listrik (atau rate suplai energi listrik) dalam satuan watt untuk
rangkaian sirkuit apapun.
|
Ada 4
|
|
21.
|
Cos Phi Meter
|
- Ninki 3304
- 400V
- 5A
|
Untuk
mengetahui besarnya faktor kerja (power factor) yang merupakan beda fase
antara tegangan dan arus.
|
Ada 3
|
|
22.
|
Watt Meter
|
- PD310
- AC
|
Untuk mengukur
power listrik (atau rate suplai energi listrik) dalam satuan watt untuk
rangkaian sirkuit apapun.
|
Ada 12
|
|
23.
|
Cos Phi Meter
|
- YEW 2039
|
Untuk
mengetahui besarnya faktor kerja (power factor) yang merupakan beda fase
antara tegangan dan arus.
|
Ada 1
|
|
24.
|
Multimeter
|
- Sanwa
|
Untuk
mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi).
|
Ada 1
|
|
25.
|
Termo Couple
|
- YEW 2671
|
Untuk mengukur
besarnya suhu suatu tempat atau ruangan.
|
Ada 4
|
|
26.
|
Volt Meter
|
- Meco 13473
- 100V
- DC
|
Untuk mengukur
besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik.
|
Ada 6
|
|
27.
|
Ampere Meter
|
- BU 6A
- AC/DC
- Meco 5328
|
Untuk
mengukur kuat arus listrik.
|
||
28.
|
Ampere Meter
|
- BU 3A
- DC
- YOKOGAWA
|
Untuk
mengukur kuat arus listrik.
|
||
29.
|
Mili Ampere
|
- BU 250mA
- AC
- KA 656
|
Untuk
mengukur kuat arus listrik yang relatif kecil.
|
||
30.
|
Basic Meter Unit
|
- Elindo 74001
- DC
- 100µA/1500Ω
|
Alat ukur
listrik selain dari mutimeter. Sebagai alat ukur tegangan listrik maupun alat
ukur kuat arus listrik.
|
Ada 5
|
4.2 Kesehatan, Keselamatan Kerja (K3) Alat Ukur
dan Pengukuran
Keselamatan
kerja merupakan hal yang penting dalan kegian praktik, tujuannya adalah untuk
menyelamatkan subjek, objek, alat serta lingkungan. Dalam kegiatan pengukuran
ada aturan- aturan yang harus diperhatikan guna untuk pencegahan dari
kecelakaan kerja.
Keselamatan
kerja dalam menggunakan alat- alat ukur secara garis besar antara lain :
1)
Menggunakan
Alat sesuai fungsi dan batas ukurnya
2)
Menggunakan
sarung tangan isolator
3)
Menggunakan
sepatu isolator dan safety
4)
Menggunakan
kacamata pelindung pada saat pengukuran rangkaian atau lomponen yang berpotensi
menimbulkan bunga api atau meledak
5)
Menggunakan
masker untuk melindungi sistem pernafasan dari debu atau asap
6)
Melakukan
pengukuran di tempat dan posisi yang nyaman
BAB
IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam pembelajaran
elektronika selain dibutuhkan pemahaman mengenai teori yang mendalam juga harus
memiliki bekal pengetahuan dalam pengukuran. Pengukuran sangat penting dalam
dunia elektronika, kita dapat mengetahui nilai dari suatu rangkaian yang
didalamnya terdapat tegangan, arus, daya, resistensi, induktansi, kapsitansi
dan lain- lain secara teori dan membandingkan pada praktik pengaplikasian yang
mana tidak semua sesuai dengan perhitungan secara teoritis. Terdapat banyak
faktor yang dapat mempengaruhi nilai- nilai tersebut yang hanya bisa ditemukan
dalam pengukuran. Ketika terjadi kerusakan, pengukuran pula yang akan menjadi
dasar dalam perbaikan. Oleh karenanya pengukuran merupakan dasar yang penting
yang harus di kuasai oleh masing- masing mahasiswa bidang elektronika. Dan
kegiatan ini merupakan awal pengenalan sekaligus proses adaptasi dari sistem
belajar di tingkat SLTA dengan tingkat perguruan tinggi sehingga mahasiswa baru
dapat mengikuti sistem pembelajaran selanjutnya dengan baik.