Selasa, 06 Agustus 2019

LAPORAN PENDATAAN ALAT UKUR LABORATORIUM DASAR-DASAR LISTRIK


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pada materi ini kita akan mempelajari tentang Alat Ukur dan Pengukuran. Dimana didalamnya terdapat Alat Ukur yang dapat mengukur suatu nilai komponen elektronika. Serta mampu menggunakan alat ukur elektronika dengan baik dan benar.

1.2  Tujuan
1.     Mahasiswa dapat menggunakan alat ukur dengan baik dan benar.
2.     Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari masing-masing alat ukur.
3.     Mahasiswa dapat mengetahui kegunaan dari masing-masing alat ukur.

1.3  Manfaat
Manfaat dari laporan ini adalah untuk memberi pengetahuan kepada para pembaca tentang alat ukur dan fungsi serta kegunaannya.



BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Multi Meter

Pengertian dan Fungsi Multimeter

Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multimeter secara umum, sedangkan pada perkembangannya multimeter masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya. Ada juga orang yang menyebut multimeter dengan sebutan AVO meter, mungkin maksudnya A (ampere), V(volt), dan O(ohm).

Bahagian Multimeter Analog & Fungsinya


Dari gambar multimeter dapat dijelaskan bagian-bagian dan fungsinya :
(1) Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero Adjust Screw), berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.
(2) Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm Adjust Knob), berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya : saklar
(Ohm), test lead + (merah Wpemilih diputar pada posisi dihubungkan ke test lead – (hitam), kemudian tombol diputar ke kiri atau ke kanan Wpengatur kedudukan 0 .Wsehingga menunjuk pada kedudukan 0.
(3) Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya. Multimeter biasanya terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu : (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai W
(4) Posisi ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10; Wdan K
(5) Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
(6) Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
(7) Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter berfungsi sebagai mili amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500.
(8) Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe multimeter yang satu dengan yang lain batas ukurannya belum tentu sama. Terminal), berfungsi sebagai W
(9) Lubang kutub + (V A tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna merah.
(10) Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub – yang berwarna hitam.
(11) Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch), berfungsi untuk memilih polaritas DC atau AC.
(12) Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat komponen-komponen multimeter.
(13) Jarum penunjuk meter (Knife –edge Pointer), berfungsi sebagai penunjuk besaran yang diukur.
(14) Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan meter.

Scaling

  • Analog multimeter tidak memiliki kemewahan skala otomatis. Untuk mengatur skala Anda menghidupkan saklar pemilih ke kisaran yang tepat untuk membaca.

Langkah


Memahami jangkauan.
Memahami jangkauan. Meter memiliki kisaran nol hingga skala penuh. Nol (yang ditampilkan di sini) selalu nol.

Ini menunjukkan meter pada skala penuh. Berapa banyak volt adalah bahwa?
Tentukan tegangan pada skala penuh. Hal ini tergantung pada pengaturan dari saklar jangkauan. Meter ini dirancang untuk memberikan skala penuh ketika tegangan Anda mengukur sesuai dengan pengaturan saklar. Jadi, jika saklar diatur ke kisaran 30 volt, gambar ini menunjukkan 30 volt diterapkan di input. Demikian pula, jika saklar diatur ke kisaran 0,1 amp, Anda memiliki 0,1 amp menjalankan arus melalui meter.
Setengah skala.
Ingat bahwa meter adalah linier. Jadi pada skala setengah (ditampilkan di sini), Anda hanya dapat membagi berbagai pengaturan dengan 2. Berikut ini adalah 150 volt pada kisaran 300V, 50mA atau pada kisaran 100mA.
Mengharapkan variasi dalam skala. Dalam contoh ini, ada dua skala, 0 ke 1 dan 0 sampai 3. Tidak semua meter adalah seperti ini. Beberapa 0 sampai 5, atau 0 sampai 2, tapi skala disediakan untuk mencocokkan setiap pengaturan dari saklar jangkauan. Hanya menemukan satu yang cocok switch, kemudian memindahkan titik desimal mental.
Contoh ini menunjukkan 7.
Contoh ini menunjukkan 7,2 volt pada kisaran 10V, 216mA atau pada kisaran 300mA.
Berikut ini 36.5mV pada kisaran 100mV, atau 11A pada kisaran 30A.


2.2  Ampere Meter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Umumnya alat ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi tester listrik yang disebut avometer gabungan dari fungsi amperemeter, voltmeter dan ohmmeter.
Amper meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan untuk arus yang besar ditambhan dengan hambatan shunt.
Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir pada kumparan yang selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar pula simpangannya.


2.3  Volt Meter
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik. Dengan ditambah alat multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat.
Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antar medan magnet dan kuat arus. Gaya magnetic tersebut akan mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada arus listrik. Semakin besar arus listrik yang mengelir maka semakin besar penyimpangan jarum yang terjadi.


2.4  Thermo Couple
Thermo couple merupakan salah satu jenis sensor suhu yang paling populer dan sering digunakan dalam berbagai rangkaian ataupun peralatan listrik dan Elektronika yang berkaitan dengan suhu (Temperatur). Beberapa kelebihan Thermo couple yang membuatnya menjadi populer adalah responnya yang cepat terhadap perubahan suhu dan juga rentang suhu operasionalnya yang luas yaitu berkisar antara -200˚C hingga 2000˚C. Selain respon yang cepat dan rentang suhu yang luas, Thermo couple juga tahan terhadap guncangan/getaran dan mudah digunakan.


2.5   Watt Meter
Wattmeter adalah instrumen untuk mengukur power listrik (atau rate suplai energi listrik) dalam satuan watt untuk rangkaian sirkuit apapun.
Elektrodinamika Wattmeter analog tradisional adalah sebuah instrumen elektrodinamik. Alat ini berisi sepasang koil-koil permanen, dikenal sebagai koli arus, dan koil yang dapat bergerak yang dikenal sebagai koil potensional.
Koil arus terkoneksi secara seri dengan rangkaian, sedangkan koil potensional terhubung secara paralel. Juga, pada wattmeter analog, koil potensional memiliki jarum yang bergerak pada skala untuk mengindikasikan pengukuran. Arus mengalir melalui koil arus menghasilkan medan elektromagnetik disekitar koil.      Tenaga medan ini proporsi dengan jalur arus dan fasa-nya. Koil potensional memiliki, aturan umum, resistor dengan nilai tinggi terhubung seri dengan koil tersebut untuk memperkecil arus yang mengalir melaluinya.
Hasil dari pengaturan ini ialah pada rangkaian DC, pembelokan jarum bisa proporsional untuk arus dan tegangan, dengan demikian sesuai dengan persamaan W=V x A atau P=V x I. Pada rangkaian AC pembelokan-nya proporsional dengan produk rata-rata tegangan dan arus saat itu juga, dengan demikian mengukur true power, dan kemungkinan (tergantung karakteristik beban) memperlihatkan pembacaan yang berbeda yang diperoleh dengan mengalikan hasil pembacaan yang ditunjukkan oleh voltmeter dan ammeter tunggal pada rangkaian yang sama.
Dua rangkaian dari sebuah wattmeter dapat rusak oleh arus yang berlebihan. Ammeter dan voltmeter rentan terhadap panas yang berlebihan - dalam kasus overload, jarum penunjuknya dapat bergerak keluar dari skala - tetapi pada wattmeter, salah satu atau kedua rangkaian arus dan potensial dapat menjadi panas secara berlebihan tanpa jarum penunjuknya bergerak hingga akhir dari skala. Hal ini dikarenakan posisi jarum tergantung pada power factor, tegangan dan arus. Dengan demikian, rangkaian dengan power factor rendah akan memberikan pembacaan yang rendah pada wattmeter, bahkan saat kedua rangkaiannya di bebani hingga batas maksimum aman-nya. Oleh karena itu, sebuah wattmeter dinilai bukan hanya dalam watt, tetapi juga dalam volt dan ampere.
Wattmeter Elektronik
Wattmeter elektronik digunakan untuk pengukuran power kecil dan langsung, atau untuk pengukuran power pada frekuensi yang berada pada rentang instrumen tipe elektrodinamometer.
Digital
Wattmeter elektronik digital modern/energy meter menghasilkan sampel tegangan dan arus ribuan kali dalam sedetik. Nilai rata-rata tegangan instan yang dikalikan dengan arus adalah true power (daya murni). Daya murni yang dibagi oleh volt-ampere (VA) nyata adalah power factor. Rangkaian komputer menggunakan nilai sampel untuk menghitung tegangan RMS, arus RMS, VA, power (watt), power factor, dan kilowatt-hours (kwh). Model yang sederhana menampilkan informasi tersebut pada layar display LCD. Model yang lebih canggih menyimpan informasi tersebut dalam beberapa waktu lamanya, serta dapat mengirimkannya ke peralatan lapangan atau lokasi pusat.
Frekuensi Radio
Instrumen dengan koil yang bergerak dapat dikalibrasi untuk arus DC atau arus power frekuensi hingga beberapa ratus Hz. Pada frekuensi radio metode yang sama adalah rangkaian penyearah ditata untuk me-respon arus pada jalur transmisi; sistem ini dikalibrasi untuk rangkaian impedansi yang dikenali.


2.6  Basic Meter Unit
Basicmeter merupakan alat ukur besaran listrik yang dapat digunakan sebagai alat ukur tegangan listrik maupun alat ukur kuat arus listrik. Alat ukur tegangan listrik disebut dengan istilah voltmeter. Sedangkan alat ukur kuat arus listrik disebut dengan istilah Ammeter (Amperemeter).
Dalam penggunaannya basicmeter mempunyai lengan geser yang menentukan fungsi dari basicmeter itu sendiri. Lengan geser tersebut yang bertindak sebagai saklar yang menetukan basic meter berfungsi sebagai Voltmeter (Jika digeser ke arah V) dan bertindak sebagai ammeter jika bertindak kearah A.

Cara menentukan NST pada basicmeter   yakni:

NST Basicmeter    =  Batas Ukur
                                  Jumlah Skala
Penggunaan basicmeter sebagai voltmeter
Penggunaan basicmeter sebagai voltmeter dilakukan dengan cara memasang alat ukur voltmeter secara paralel terhadap resistor (Komponen lainnya) yang ingin diukur besar teganggannya. Pemasangan voltmeter yang dilakukan secara  paralel dimaksudkan karena pada voltmeter terdapat nilai  hambatan dalam yang sangat besar. Dengan dirangkai secara paralel sehingga nilai hambatan ekuivalen antara hambatan dalam voltemeter dengan hambatan luar (resistansi resistor yang akan diukur) akan menghampiri nilai hambatan luar (Karena nilainya jauh lebih kecil dibanding hambatan dalam voltemeter). Oleh sebab itu pemasangan secara paralel dimaksudkan agar nilai hambatan dalam pada voltemeter yang sangat besar tidak menberikan kontribusi pada nilai reistansi ekuivalen pada rangkaian listrik.

Sebaliknya, penggunaan basicmeter dalam keadan ammeter dilakukan secara pemasang seri terhadap komponen yang ingin diukur kuat arus yang melewatinya.  Hal ini disebabkan karena pada ammeter terdapat nilai hambatan dalam yang amat kecil. Dengan menggunakan prinsip nilai hambatan ekuivalen pada rangkaian seri, maka nilai hambatan ekuivalen (antara ammeter dengan komponen) hambatan dalam ammeter tidak memberikan pengaruh nilai apapun.

Basic Meter atau Meter Dasar

Alat Lab Meter Dasar/ Basic Meter adalah alat ukur listrik selain dari mutimeter. Basic Meter ini digunakan sebagai alat ukur arus dan tegangan DC dengan shunt dan pengganda terpasang pada alat. Dilengkapi dengan tutup geser untuk mengubah fungsi sebagai amperemeter atau voltmeter. Pada posisi A, alat berfungsi sebagai amperemeter dengan batas 100 mA, 1A, 5A, (DC). Pada posisi V (DC). Skala ganda, dengan batasan -10; 0; 100 dan -5; 0; 50. Hambatan dalam sekitar 1000 Ohm dengan pencegah pembebanan lebih, dilengkapi pengatur kalibrasi jarum. Ketelitian + 2,5% pada simpangan penuh. 
Alat Lab Meter Dasar/ Basic Meter ini terpasang dalam kotak plastik ABS, ukuran sekitar 165 x 115 x 65 mm, disertai 2 konektor (merah-hitam), disertai buku manual penggunaan alat ukur dalam bahasa Indonesia. Kabel penghubung warna hitam disambungkan ke konektor berwarna hitam (-) yang berada ditengah basic meter. Sementara kabel penghubung warna merah disambungkan dengan konektor di fungsi batas ukur amperemeter atau voltmeter (+). Dilengkapi diode pengaman, soket untuk ground warnanya hitam, untuk tegangan dan arus warnanya merah. Setiap soket tak boleh lepas (dilengkapi pengunci). Pada Alat Lab Meter Dasar/ Basic Meter terdapat lubang soket sistem diameter 4 mm. Batang steaker harus dapat masuk seluruhnya (tenggelam) ke soket.


2.7  Cos Phi Meter
Cosphimeter adalah alat yang digunakan untuk mengetahui, besarnya faktor kerja (power factor) yang merupakan beda fase antara tegangan dan arus. Dalam pengertian sehari-hari disebut pengukur Cosinus phi (ϕ ). Tujuan pengukuran Cos ϕ  atau pengukur nilai cosinus sudut phasa adalah memberikan penunjukan secara langsung dari selisih phasa yang timbul antara arus dan tegangan.
Jenis-jenis Cos ϕ meter :
1.     Cos ϕ Elektro Dinamis
Cosphimeter dinamis ini dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini :
Cara kerja dari alat diatas adalah apabila Cos ϕ = 1 akibatnya torsi akan bekerja pada kumparan penunjuk yang akan membentuk bidangnya tegak lurus dengan sumbu magnet bersama kumparan F1=F2 yaitu bersesuaian dengan posisi jarum penunjuk Cos ϕ = 1. Dan apabila Cos ϕ = 0 akibatnya tidak ada torsi pada kumparan penunjuk tetapi torsi yang bekerja pada kumparan penyeimbang akan membuat bidangnya tegak lurus dengan sumbu magnet bersama dari F1=F2.
2.     Cos ϕ type besi putar
Cosphimeter ini dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini :
                       

2.8    Oscilloscope
Alat ukur Osiloskop / Oscilloscope adalah alat ukur elektronik yang dapat digunakan untuk mengukur frekuensi, periode dan juga melihat bentuk – bentuk gelombang seperti gelombang sinyal audio, sinyal video serta bentuk gelombang Tegangan Listrik pada Arus Bolak Balik, maupun Tegangan Listrik pada Arus Searah yang berasal dari catu daya atau baterai. Dengan sedikit melakukan pengaturan pada oscilloscope kita juga dapat mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan juga sinyal keluaran.  Saat ini banyak sekali produk osiloskop yang diproduksi oleh beraneka brand atau merk, tentunya Harga Osiloskop itu sendiri sangat bervariasi, tergantung dari merk, tipe serta kualitas  yang dimiliki oleh produk tersebut. jika Anda ingin membeli Oscilloscope. Ralali.com Jual Oscilloscope aneka merk dan tipe.

Bagian Bagian Osiloskop

Osiloskop sendiri terdiri dari 2 bagian, bagian tersebut yaitu Display dan Panel Control.
  1. Display
Display pada Osiloskop memiliki tampilan layar seperti halnya layar televisi. Display pada Oscilloscope memiliki fungsi untuk menampilkan hasil pengukuran sinyal uji
  1. Panel Control
Panel control pada Osiloskop memiliki tombol – tombol yang dapat digunakan untuk pengaturan atau penyesuaian tampilan pada layar. Biasanya tombol – tombol yang terdapat pada panel control diantaranya adalah sebagai berikut.
·        Focus, tombol ini digunakan untuk mengatur fokus.
·        Intensity, tombol ini digunakan untuk mengatur kecerahan garis yang ditampilkan oleh layar.
·        Trace Rotation, tombol ini digunakan untuk mengatur kemiringan pada garis sumbu Y = 0 yang ditampilkan pada layar.
·        Volt/Div, tombol ini untuk mengatur berapa nilai tegangan yang diwakili oleh satu div pada layar.
·        Time/Div, tombol ini untuk mengatur berapa nilai tegangan waktu yang diwakili oleh satu div pada layar.
·        Position, tombol ini untuk mengatur posisi normal sumbu X (Apabila sinyal masukannya ialah nol (0)).
·        AC / DC, untuk melakukan pengaturan pada fungsi kapasitor kopling pada terminal masukan osiloskop. Jika tombol berada pada posisi AC maka pada terminal masukan akan di beri kapasitor kopling, sehingga hanya akan melewatkan komponen AC dari sinyal masukan. Akan tetapi jika tombol diletakkan pada posisi DC, maka sinyal akan terukur dengan komponen DC nya ikut disertakan.
·        Ground, tombol ini untuk melihat letak posisi ground pada layar.
·        Channel 1/ 2 , tombol ini untuk memilih saluran atau kanal yang digunakan.
Pada umumnya osiloskop itu terdiri dari 2 kanal (Dual Trace) yang dapat digunakan untuk bisa melihat 2 sinyal yang berlainan, contohnya kanal 1 dipasang untuk dapat melihat sinyal masukan dan kanal 2 untuk dapat melihat sinyal keluaran.

Jenis Gelombang Osiloskop

Terdapat beberapa jenis gelombang osiloskop yang ditampilkan oleh layar monitor osiloskop. Gelombang – gelombang tersebut antara lain adalah sebagai berikut ini.
1.     Gelombang Segitiga
gelombang segitiga layat osiloskop
2.     Gelombang Sinusoida
gelomban-sinusoida-layar-osiloskop
3.     Gelombang Gigi Gergaji
gelombang gergaji layar osiloskop

Dua Tipe Osiloskop Menurut Prinsip Kerjanya

Terdapat dua tipe osiloskop menurut prinsip kerjanya, yaitu Oscilloscope Analog / ART (Analog Real Time Oscilloscope)dan juga Oscilloscope Digital / DSO (Digital Storage Oscilloscope).
1.     Osiloskop Analog (Analog Real Time oscilloscope)
Osiloskop analog ini memakai tegangan yang diukur untuk dapat menggerakkan berkas electron dalam tabung (CRT) sesuai dengan bentuk gambar yang diukur. Dan pada layar osiloskop akan langsung ditampilkan bentuk dari gelombang tersebut.
oscilloscope analog
Osiloskop analog memiliki beberapa keunggulan seperti, harganya yang relatif lebih murah jika dibandingkan dengan osiloskop digital, sifatnya yang realtime dan juga pengaturannya yang mudah untuk dilakukan, hal itu karena tidak adanya delay antara gelombang yang sedang ditampilkan pada di layar, serta mampu menampilkan bentuk yang lebih baik seperti yang diharapkan untuk dapat melihat gelombang – gelombang yang kompleks, contohnya sinyal video di TV serta sinyal RF yang telah dimodulasi amplitudo.
2.     Osiloskop Digital (Digital Storage Oscilloscope)
Osiloskop digital menampilkan bentuk gelombang yang telah diukur dan dengan memakai ADC (Analog to Digital Converter) untuk dapat mengubah besaran tegangan yang telah ditampilkan menjadi besaran digital.
oscilloscope digital
Osiloskop digital memberikan kemampuan yang ekstensif, kemudahan dalam pengukuran serta tugas – tugas akuisisi gelombangnya. Dengan kemampuan dalam penyimpanan gelombang, akan membantu para insinyur dan teknisi agar bisa menyimpan dan juga menganalisa aktivitas sinyal yang penting. Jika kemampuan teknik pemicuannya tinggi secara efisien bisa menemukan adanya keanehan atau sebuah kondisi – kondisi khusus dari gelombang yang sedang diukur.

2.9    LCR meter
LCR meter adalah jenis alat uji elektronik yang digunakan untuk mengukur induktansi (L), kapasitansi (C), dan ketahanan (R) dari komponen elektronik . Dalam versi yang lebih sederhana dari instrumen ini impedansi diukur secara internal dan dikonversi untuk ditampilkan ke kapasitansi atau nilai induktansi yang sesuai. Pembacaan harus cukup akurat jika perangkat kapasitor atau induktor yang diuji tidak memiliki komponen impedansi resistif yang signifikan. Desain yang lebih canggih mengukur induktansi atau kapasitansi yang sesungguhnya, serta resistansi seri kapasitor yang setara dan faktor Q komponen induktif.
Biasanya perangkat yang sedang diuji (DUT) dikenakan sumber tegangan AC . Meter mengukur tegangan dan arus melalui DUT. Dari rasio ini meter dapat menentukan besarnya impedansi. Sudut fase antara tegangan dan arus juga diukur dalam instrumen yang lebih maju; dalam kombinasi dengan impedansi, kapasitansi atau induktansi yang setara, dan resistensi, dari DUT dapat dihitung dan ditampilkan. Meteran harus mengasumsikan model paralel atau seri untuk dua elemen ini. Kapasitor ideal tidak memiliki karakteristik selain kapasitansi, tetapi tidak ada kapasitor ideal fisik. Semua kapasitor nyata memiliki sedikit induktansi, sedikit perlawanan, dan beberapa cacat menyebabkan ketidakefisienan. Ini dapat dilihat sebagai induktansi atau hambatan secara seri dengan kapasitor ideal atau secara paralel dengannya. Demikian juga dengan induktor. Bahkan resistor dapat memiliki induktansi (terutama jika mereka tipe luka kawat) dan kapasitansi sebagai konsekuensi dari cara mereka dibangun. Asumsi yang paling berguna, dan yang biasanya diadopsi, adalah bahwa pengukuran LR memiliki unsur-unsur dalam seri (seperti halnya kasus dalam kumparan induktor) dan bahwa pengukuran CR memiliki elemen secara paralel (seperti yang selalu terjadi antara kapasitor itu) piring '). Kebocoran adalah kasus khusus dalam kapasitor, karena kebocoran tersebut harus melintasi pelat kapasitor, yaitu secara seri.
Sebuah LCR meter juga dapat digunakan untuk mengukur variasi induktansi sehubungan dengan posisi rotor pada mesin magnet permanen. (Namun, perawatan harus diambil, karena beberapa LCR meter akan rusak oleh EMF yang dihasilkan diproduksi dengan memutar rotor motor magnet permanen; khususnya yang ditujukan untuk pengukuran komponen elektronik.)
Pengukur LCR genggam biasanya memiliki frekuensi uji yang dapat dipilih dari 100 Hz, 120 Hz, 1 kHz, 10 kHz, dan 100 kHz untuk meter ujung atas. Resolusi tampilan dan kemampuan rentang pengukuran biasanya akan berubah dengan frekuensi uji yang diterapkan karena sirkuit lebih sensitif atau kurang untuk komponen tertentu (yaitu, induktor atau kapasitor) sebagai perubahan frekuensi uji.
Pengukur LCR Benchtop terkadang memiliki frekuensi uji yang dapat dipilih lebih dari 100 kHz. Mereka sering menyertakan opsi untuk menempatkan tegangan DC atau arus pada sinyal pengukuran AC. Pengukur akhir yang lebih rendah mungkin menawarkan kemungkinan untuk memasok voltase atau arus DC ini secara eksternal sementara perangkat yang lebih tinggi dapat memasoknya secara internal. 
3.0      Galvano Meter
Fungsi Galvanometer adalah alat untuk mendeteksi dan mengukur arus listrik yang kecil. Galvanometer juga adalah alat yang digunakan untuk menentukan kehadiran, arah, dan kekuatan dari arus listrik dalam konduktor. Galvanometer didasarkan pada penemuan oleh Hans C. Oersted bahwa jarum magnetik dibelokkan oleh kehadiran arus listrik dalam konduktor terdekat. Ketika arus listrik melewati konduktor, jarum magnetik cenderung berbelok di sudut kanan ke konduktor sehingga arah paralel ke garis induksi di sekitar konduktor dan yang poin Kutub Utara ke arah di mana garis-garis ini induksi mengalir. Secara umum, sejauh mana jarum ternyata tergantung pada kekuatan saat ini.
Galvanometer pertama, jarum magnetik bebas digantung di sebuah lilitan dari kawat; magnet itu tetap dan kumparan bergerak. Galvanometer moderen saat ini, kumparan type movable dan disebut d’Arsonval galvanometers (temuan oleh Arsene d’Arsonval, fisikawan Perancis). Jika pointer melekat ke kumparan bergerak maka akan menunjukkan skala yang sudah dikalibrasi, galvanometer dapat digunakan untuk mengukur secara kuantitatif saat itu.
Galvanometers dikalibrasi seperti yang digunakan dalam banyak alat pengukur listrik. Amperemeter DC, alat untuk mengukur arus searah. Karena arus berat akan merusak galvanometer, maka disediakan bypass, atau shunt sehingga hanya dikenal persentase tertentu saat ini melewati galvanometer.
Voltmeter DC, yang dapat mengukur tegangan langsung, terdiri dari galvanometer yang dikalibrasi dan dihubungkan secara seri dengan hambatan tinggi. Untuk mengukur tegangan antara dua titik, voltmeter dihubungkan satu sama lain. Arus yang melalui galvanometer (pointer membaca) akan sebanding dengan tegangan.

3.1  Phase Detector
Detektor fase empat, Aliran sinyal dari kiri ke kanan. Dikiri atas adalah sel Gilbert, yang bekerja dengan baik untuk gelombang sinus dan gelombang persegi, tetapi kurang baik untuk pulsa. Dalam kasus gelombang persegi bertindak sebagai gerbang XOR yang juga dapat dibuat dari gerbang NAND. Dikiri tengah adaalah dua fase detektor untuk menambah umpan balik dan menghapus satu gerbang NAND menghasilkan detektor frekuensi waktu. Garis penundaan menghindari band mati. Disebelah kanan adalah pompa muatan dengan filter pada outputnya.
Detektor fase atau komparator fase adalah mixer frekuensi, pengali analog atau rangkaian logika yang menghasilkan sinyal tegangan yang mewakili perbedaan fase antara dua input sinyal. Ini adalah elemen penting dari loop fase-terkunci (PLL). Rangkaian logika yang menghasilkan sinyal tegangan yang mewakili perbedaan fase antara dua input sinyal.
Mendeteksi perbedaan fasa sangat penting dalam banyak aplikasi, seperti kontrol motor, radar dan sistem telekomunikasi, mekanisme servo, dan demodulator.

3.2  Fluks Meter
Fluksmeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fluks magnet.
Fluks Magnetik merupakan jumlah total garis gaya magnet yang menembus suatu luas A. Satuan fluks magnetik dalam sistem internasional adalah weber. Besarnya fluks magnetik dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu induksi magnetik atau rapat garis gaya magnet (B), luas penampang bidang (A), dan sudut anatar garis gaya magnet dan garis normal.

3.3  Magger
Dalam kegiatan tentang kelistrikan tentunya kita tidak lepas dengan peralatan-peralatan listrik yang dipakai untuk memaksimalkan kerja itu sendiri dan salah satunya dengan menggunakan alat ukur yang disebut maggermegger adalah istilah alat yang dimana megger merupakan singkatan dari Mega Ohm Meter. jadi buat anda teknik listrik tentu sudah tidak asing lagi dengan peralatan ini. fungsi dari megger ini sendiri hampir sama dengan avo meter. yang mungkin dulunya megger ini diciptakan dari pengaplikasian avo meter. namun dari sekian alat yang pernah saya gunakan hanya magger ini saja yang bisa membuat saya pusing karena mungkin jarangnya memakai alat ini atau mungkin kurangnya paham pengetahuan saya sendiri.
Fungsi Magger adalah sebagai alat untuk mengukur isolator atau ketahanan dari generator, motor dan juga trafo. pada umumnya alat ini dipakai untuk mengecek instalisi rumah dan bahkan untuk mengecek ketahanan SUTM atau saluran udara tegangan menengah.
Cara menggunakan megger :
kalau kita amati dengan seksama hampir sama dengan multi meter yang dimana kalau kita ingin mengecek ketehanan listrik skala yang dipakai harus lebih besar dengan tegangan yang ingin dicek sebagai contohnya:
Misalkan kita ingin mengecek isolator generator listrik yang mempunyai tegangan kisarah 350 volt maka untuk mengeceknya kita harus menggunakan skala yang lebih besar dari 350 volt. yaitu skala 500 Volt. dan yang perlu diperhatikan lagi adalah pastikan kalau alat atau instalasi yang diukur harus terbebsas dari aliran atau daya listrik untuk mendapatkan ukuran yang maksimal.

Cara Pengukuran Listrik Menggunakan Megger untuk isolator
1.     Check dahulu baterai apakah dalam kondisi normal atau tidak.
2.     Check Mekanikal zero dalam kondisi megger off, posisi jarum penunjuk harus berada diposisi berimpit dengan garis skala. Bila tidak bisa tepat silahkan arhakan pointer zero ke 10 pada alat ukur.
3.     Silahkan lakukan pada zero check
4.     Tempatakan kabel test pada terminal megger, serta hubungkan ujung yang lain.
5.     Pilihlah saklar pada posisi 500.
6.     Letakkan saklar skala pada skala 1.
7.     Silahkan atur ke posisi On, maka jarum akan bergerak ketika itu harus menunjukkan tepat ke pada angka nol, bila pengecekan tidak tepat atur pointer. Bila pengecekan dengan pengaturan pointer tidak juga berhasil silahkan periksa atau mengganti baterai.
8.     Off lagi megger dan ulangi poin pengecekan elektrikal zero seperti tadi.
9.     Pasang lagi kabel test ke peralatan yang sedang diukur .
10.  Pilih saklar sesuai tegangan kerja alat yang diukur.
11.  On kan kembali megger dan baca tampilan pada skalanya yang ditunjuk. Bila skala 1 hasil ukur, pindahkan dan pilih skala 2, bila hasilnya masih sama pilih ke skala 3, dan silahkan tunggu sampai waktu pengukuran yang ditentukan dari 0,5 – 1 menit atau jarum penunjuk tidak bergerak lagi. Catat hasil pengukuran kemudian silhakan kalikan dengan skala alat ukur, bandingkan hasil ukur dengan standard tahanan isolasi. hasil terendah adalah 1 MΩ/ kV.
Hal yang harus juga diperhatikan adalah setelah mengukur tahanan isolasi baik pada generator, motor, maupun jaringan SUTM kita harus groundingkan kabel yang di ukur, karena kabel tersebut masih mempunyai 
tegangan listrik jadi berhati-hatilah. Untuk caranya anda cukup menghubungkan kabel yang diukur lalu hubungkan dengan body.



BAB III
HASIL IDENTIFIKASI

4.1 Tabel Alat Ukur
NO
NAMA ALAT UKUR
SPESIFIKASI
FUNGSI
KETERANGAN
GAMBAR
1.
Galvano Meter
- Model SK-5000I
- KEW(Kaise Electric Works)
- AC
- Analog
Untuk mendeteksi dan mengukur arus listrik yang kecil

2.
Volt Meter
- YEW 2051
- DC
- Analog
Untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik.

3.
Multimeter
- YEW 3201
- Analog
Untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi).
Ada 5
4.
Fluks Meter
- mWb DC
- NIEAF 1704
- DC
- Analog
Digunakan untuk mengukur Fluksi magnetik dari komponen elektronik seperti Transformator dan sejenisnya.
Ada 4
5.
MAGER
- JISC 1302
- AC
- Analog
Untuk mengukur isolator atau ketahanan dari generator, motor dan juga trafo.
Ada 1
6.
Mili Ampere c75
- BU 100mA
- DC
Untuk mengukur kuat arus listrik yang relatif kecil.
Ada 2
7.
Volt Meter
- BU 60V
- AC/DC
Untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik.

8.
Phase Detector
- Norma
- 500V/400Hz
Rangkaian logika yang menghasilkan sinyal tegangan yang mewakili perbedaan fase antara dua input sinyal.
Ada 3
9.
Phase Detector
- HIOKI
-
Rangkaian logika yang menghasilkan sinyal tegangan yang mewakili perbedaan fase antara dua input sinyal.
Ada 1
10.
Volt Meter
- 30V
- AC
- YEW 2052
Untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik.

11.
Ampere Meter
- BU 1A
- AC
 -YEW 2053
Untuk mengukur kuat arus listrik.

12.
miliAmpere
- EDM 3442
- 100 mA
- DC
Untuk mengukur kuat arus listrik yang relatif kecil.

13.
Ampere Meter
- BU 5A
- AC
Untuk mengukur kuat arus listrik.

14.
miliAmpere
- BU 30mA
- DC
- YEW 2051
Untuk mengukur kuat arus listrik yang relatif kecil.

15.
miliAmpere
- BU 1A
- DC
- SK 5000
Untuk mengukur kuat arus listrik yang relatif kecil.

16.
Osciloscope
- GOS 620 Instek
Untuk mengukur frekuensi, periode dan juga melihat bentuk – bentuk gelombang seperti gelombang sinyal audio, sinyal video serta bentuk gelombang Tegangan Listrik pada Arus Bolak Balik, maupun Tegangan Listrik pada Arus Searah yang berasal dari catu daya atau baterai.
Ada 2
17.
Osciloscope
- GOS 622 Instek
Untuk mengukur frekuensi, periode dan juga melihat bentuk – bentuk gelombang seperti gelombang sinyal audio, sinyal video serta bentuk gelombang Tegangan Listrik pada Arus Bolak Balik, maupun Tegangan Listrik pada Arus Searah yang berasal dari catu daya atau baterai.
Ada 2
18.
Osciloscope
- KEC 5520
Untuk mengukur frekuensi, periode dan juga melihat bentuk – bentuk gelombang seperti gelombang sinyal audio, sinyal video serta bentuk gelombang Tegangan Listrik pada Arus Bolak Balik, maupun Tegangan Listrik pada Arus Searah yang berasal dari catu daya atau baterai.
Ada 4
19.
LCR Meter
- 6W815B
- Digital
Untuk mengukur induktansi (L), kapasitansi (C), dan resistansi (R) dari suatu komponen.

20.
Watt Meter
- ST2000
-  240V
Untuk mengukur power listrik (atau rate suplai energi listrik) dalam satuan watt untuk rangkaian sirkuit apapun.
Ada 4
21.
Cos Phi Meter
- Ninki 3304
- 400V
- 5A
Untuk mengetahui besarnya faktor kerja (power factor) yang merupakan beda fase antara tegangan dan arus.
Ada 3
22.
Watt Meter
- PD310
- AC
Untuk mengukur power listrik (atau rate suplai energi listrik) dalam satuan watt untuk rangkaian sirkuit apapun.
Ada 12
23.
Cos Phi Meter
- YEW 2039
Untuk mengetahui besarnya faktor kerja (power factor) yang merupakan beda fase antara tegangan dan arus.
Ada 1
24.
Multimeter
- Sanwa
Untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi).
Ada 1
25.
Termo Couple
- YEW 2671
Untuk mengukur besarnya suhu suatu tempat atau ruangan.
Ada 4
26.
Volt Meter
- Meco 13473
- 100V
- DC
Untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik.
Ada 6
27.
Ampere Meter
- BU 6A
- AC/DC
- Meco 5328
Untuk mengukur kuat arus listrik.

28.
Ampere Meter
- BU 3A
- DC
- YOKOGAWA
Untuk mengukur kuat arus listrik.

29.
Mili Ampere
- BU 250mA
- AC
- KA 656
Untuk mengukur kuat arus listrik yang relatif kecil.

30.
Basic Meter Unit
- Elindo 74001
- DC
- 100µA/1500Ω
Alat ukur listrik selain dari mutimeter. Sebagai alat ukur tegangan listrik maupun alat ukur kuat arus listrik.
Ada 5



4.2  Kesehatan, Keselamatan Kerja (K3) Alat Ukur dan Pengukuran
Keselamatan kerja merupakan hal yang penting dalan kegian praktik, tujuannya adalah untuk menyelamatkan subjek, objek, alat serta lingkungan. Dalam kegiatan pengukuran ada aturan- aturan yang harus diperhatikan guna untuk pencegahan dari kecelakaan kerja.

Keselamatan kerja dalam menggunakan alat- alat ukur secara garis besar antara lain :

1)     Menggunakan Alat sesuai fungsi dan batas ukurnya
2)     Menggunakan sarung tangan isolator
3)     Menggunakan sepatu isolator dan safety
4)     Menggunakan kacamata pelindung pada saat pengukuran rangkaian atau lomponen yang berpotensi menimbulkan bunga api atau meledak
5)     Menggunakan masker untuk melindungi sistem pernafasan dari debu atau asap
6)     Melakukan pengukuran di tempat dan posisi yang nyaman



BAB IV
PENUTUP

5.1  Kesimpulan        
Dalam pembelajaran elektronika selain dibutuhkan pemahaman mengenai teori yang mendalam juga harus memiliki bekal pengetahuan dalam pengukuran. Pengukuran sangat penting dalam dunia elektronika, kita dapat mengetahui nilai dari suatu rangkaian yang didalamnya terdapat tegangan, arus, daya, resistensi, induktansi, kapsitansi dan lain- lain secara teori dan membandingkan pada praktik pengaplikasian yang mana tidak semua sesuai dengan perhitungan secara teoritis. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai- nilai tersebut yang hanya bisa ditemukan dalam pengukuran. Ketika terjadi kerusakan, pengukuran pula yang akan menjadi dasar dalam perbaikan. Oleh karenanya pengukuran merupakan dasar yang penting yang harus di kuasai oleh masing- masing mahasiswa bidang elektronika. Dan kegiatan ini merupakan awal pengenalan sekaligus proses adaptasi dari sistem belajar di tingkat SLTA dengan tingkat perguruan tinggi sehingga mahasiswa baru dapat mengikuti sistem pembelajaran selanjutnya dengan baik.